Selasa, 13 Maret 2012

POHON DAHU

NAMA BOTANIS
Dracontomelon spp, family Anacardiaceae (terutama D. dao Merr. et Rolfe dan D. mangiferum Bl.)

NAMA DAERAH
Dahu, dau, rau, (Jw); basuong, cikuang, dau uding, dau payo, ehoi, jaap, kasai bukit, sengkowang, singkuwang (Smt); dahu, sengkuang, singkuwang, talansep (klm); kaih, kaih laki, layo, rao, rau takau (Slw); kasuang, rau (NTT); kawilu, lakus, ngasobar, rau, sakuan (Mlk); basuong (IJ).

NAMA DI NEGARA LAIN
Sengkuang (Sb); lamis, lupigi, kamarag, batuan, maliyan, makau, habas, burroa (PI); laup (PNG); New Guinea walnut (PNG, UK, USA); Papuanuss (Gm); dao, paldao (Fr,Gm,It,Nl, Pl, Sp, Sw, UK, USA); pacific walnut (UK, USA); noyer de la Nouvelle-Guinee (Fr); senai (It, Nl, Sp, Sw).

DAERAH PENYEBARAN
Seluruh Sumatra, Kalimatan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi, Jawa Barat, Jawa TImur, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Irian Jaya.

HABITUS
Tinggi pohon sampai 40 m dengan panjang batang bebas cabang 10-25 m, diameter sampai 100 cm, bentuk batang lurus, tinggi banir sampai 3 m. Kulit luar berwarna kelabu-coklat atau coklat-merah, beralur dangkal, sedikit mengelupas.

CIRI UMUM
Warna
Kayu teras berwarna kelabu muda sampai coklat-kelabu dengan garis-garis dan gambar berwarna kelabu tua. Kayu gubal berwarna kuning semu-semu merah jambu dan semu-semu kelabu, lebar 2,5-5 cm.
Tekstur
Tekstur kayu agak kasar atau kasar.
Arah serat
Arah serat lurus sampai berpadu, kadang-kadang bergelombang.
Kesan raba
Permukaan kayu licin.
Kilap
Permukaan kayu mengkilap.

Lingkaran tumbuh
Lingkaran tumbuh kabur sampai jelas, kayu akhir kadang-kadang lebih padat dan berwarna lebih tua daripada kayu awal.

STRUKTUR
Pori
Pori sebagian besar soliter, sebagian kecil bergabung radial 2-4 yang tampak seperti garis-garis pendek dan kasar pada bidang tangensial, diameter 190-210 µ, frekuensi 4-6 per mm², bidang perforasi sederhana.
Parenkim
Parenkim paratrakeal membentuk selubung lengkap halus sekeliling pori, kadang-kadang terdapat parenkim apotrakeal berbentuk pita.
Jari-jari
Jari-jari heteroselular, 1-3 seriat, lebar 42-48 µ, tinggi 490-550 µ, frekuensi 5-7 per mm.
Serat
Panjang serat D. mangiferum 1.390 µ dengan diameter 17 µ, tebal dinding 3,0 µ dan diameter lumen 11,0 µ.

SIFAT FISIS
Berat jenis
D. dao 0,63 (0,46-0,79); II-III
D. mangiferum 0,58 (0,37-0,75); III-II
Penyusutan
Penyusutan D. dao sampai kering tanur 3,6% (R) dan 7,5% (T).

SIFAT MEKANIS
Keteguhan lentur statik
Tegangan pada batas b 287
Proporsi (kg/cm²) k 439

Tegangan pada batas b 388
Patah (kh/cm²) k 604

Modulus elastisitas b 66,3
(1.000 kg/cm²) k 90,2

Usaha sampai batas b 0,7
Proporsi (kgm/dm³) k 1,2

Usaha sampai batas b -
Patah (kgm/dm³) k 4,4
Keteguhan pukul
Radial (kgm/dm³) b 12,3
k 19,4
tangensial (kgm/dm³) b 13,0
k 21,5
Keteguhan tekan sejajar arah serat, b 217
tegang maksimum (kg/cm²) k 394
kekerasan (JANKA)
ujung (kg/cm²) b 245
k 299
Sisi (kg/cm²) b 154
k 281
Keteguhan geser
Radial (kg/cm²) b 50,9
k 49,3
Tangensial (kg/cm²) b 60,1
k 52,9
Keteguhan belah
Radial (kg/cm) b 24,5
k 45,5
Tangensial (kg/cm) b 32,8
k 51,7
Keteguhan tarik tegak lulur arah serat
Radial (kg/cm²) b 17,8
k 33,8
Tangensial (kg/cm²) b 21,8
k 37,7

SIFAT KIMIA
Kadar
Selulosa 42,3%
Lignin 25,4%
Pentosan 8,9%
Abu 0,8%
Silika 0,1%

Kelarutan
Alkohol-benzema 2,3%
Air dingin 2,4%
Air panas 4,7%
NaOH 1% 17,6%

Nilai kalor 3.965 cal/g

KEAWETAN DAN KETERAWETAN
Keawetan
Kayu dahu secara umum termasuk kelas awet IV. Berdasarkan percobaan kuburan kayu D. mangiferum termasuk kelas awet IV, dan daya tahannya terhadap jamur pelapuk kayu pun termasuk kelas IV juga. Sementara itu daya tahan kayu D. dao tehadap jamur pelapuk kayu termasuk kelas II-IV.
Keterawetan
Keterawetan kayu D. mangiferum termasuk kelas sukar.

PENGERINGAN
Kayu dahu termasuk mudah dikeringkan tanpa cacat yang berarti.
Pengeringan alami
Pengeringan papan tebal 2,5 cm sampai kadar air 14% memerlukan waktu sekitar 61 hari.
Pengeringan dengan dapur pengering
Tidak ada data

VENIR DAN KAYU LAPIS
Venir
Kayu D. mangiferum mudah dibuat venir tanpa perlakuan pendahuluan dengan sudut kupas 91 ⁰ untuk ketebalan venir 1,5 mm dan menghasilkan venir yang baik.
Kayu lapis
Perekatan venir D. mangiferum dengan ureaformaldehida menghasilkan kayu lapis yang memenuhi standar persyaratan Jepang.

PENGERJAAN
Kayu dahu mudah dikerjakan dan dipelitur serta dapat dibentuk, dibubut dan diamplas dengan hasil baik. Hasil pengujian sifat pemesinan menunjukan bahwa kayu D. mangiferum dapat dibentuk, dibor, dan dibuat lubang persegi dengan hasil baik, serta dapat diamplas, diserut dan dibubut dengan hasil sedang sampai baik.

KEGUNAAN
Kayu dahu dapat digunakan untuk papan, tiang dan balok di bawah atap, peti, venir dan kayu lapis, tangkai korek api (tidak untuk kotak), kabinet, mabel, barang bubutan dan panil dinding, kadang-kadang juga dipakai untuk membuat perahu.

SILVIKULTUR
Tempat tumbuh
Dahu pada umumnya tumbuh pada tanah datar yang kering atau di pinggir sungai yang kadang-kadang digenangi air, pada tanah liat atau tanah berbatu. Jenis ini menghendaki iklim basah dengan tipe curah hujan A dengan ketinggian 1.900 m dari permukaan laut.
Permudaan
Permudaan alam terdapat sedikit dan tersebar di dalam hutan primer. Permudaan buatan belum lazim dilakukan. Biji dahu harus disemaikan di bawah sinar matahari dan mempunyai daya kecambah sebesar 25% dengan persen tumbuh 20%. Penanaman di lapangan dapat dilakukan dengan stump yang berukuran diameter batang 0,5 cm, panjang batang dan akar masing-masing 10 cm.
Buah
Pohon dahu berbuah dan berbunga hamper sepanjang tahun, buah masak terdapat pada bulan Nopember-Februari. Jumlah buah basah 72 butir per kg atau 38 butir per liter. Buah tidak dapat disimpan lama.
Hama dan penyakit
Tidak ada.



PEMBAHASAN
Dahu Dracontomelon spp, family Anacardiaceae (terutama D. dao Merr. et Rolfe dan D. mangiferum Bl.). Tersebar dari india sampai Malaysia. Termasuk suku Anacardiaceae(Lat.). Pohon, tinggi sampai 40 m. Batang lurus. Daun majemuk menyirip ganjil dengan 7—17 anak daun berbentuk bundar telur sampai lanset. Perbungaan berbentuk malai bercabang banyak. Buah berupa buah kotak, beruang 5. Umumnya tumbuh di tanah tergenang atau tanah berbatu, pada ketinggian 1—1.000 m di atas permukaan laut. Perbanyakan dengan biji. Kayu mempunyai kelas keawetan IV dan kelas kekuatan IV - III. Kegunaan kayu untuk alat rumah tangga, lantai dan dinding. Juga digunakan untuk lapisan kayu yang tipis/halus dan untuk batang korek api. Buah, bunga dan daun dapat dimakan. Air rebusan kulit kayu digunakan sebagai obat disentri. Pohon juga digunakan sebagai tanaman hias.




Selengkapnya...